TENTANG BAPTISAN ROH KUDUS
by. Pdt.Dr. Rubin Adi Abraham
Pengakuan Iman GBI mencatat : Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya. Tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus.
Peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (KPR 2) merupakan penggenapan janji Bapa tentang baptisan Roh Kudus (KPR 1:4-5), yang memberi kuasa kepada orang percaya untuk melayani (KPR 1:8)
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus "beserta" orang tertentu untuk sementara waktu/temporer (1 Sam.16:14). Dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta, Roh Kudus "berdiam" dalam hati semua orang percaya selamanya (Yoh. 14:16-17). Pendiaman Roh Kudus terjadi saat lahir baru. Tidak seorang pun mengaku "Yesus Tuhan" selain Roh Kudus (1 Kor. 12:3). Setelah kelahiran baru kita harus mengalami baptisan Roh Kudus agar menerima kuasa menjadi saksi.
Baptisan Roh Kudus berbeda dengan baptisan air yang dilakukan Yohanes Pembaptis sebagai tanda pertobatan (Luk.3:16). Ini juga berbeda dengan yang dimaksud Paulus dalam 1 Kor. 12:13, “ Sebab di dalam satu Roh kita semua… telah dibaptis menjadi satu tubuh…” Dalam ayat ini Paulus menunjukkan pengalaman pada saat seseorang mengalami kelahiran baru yang menempatkan mereka ke dalam tubuh Kristus ( gereja). Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Yesuslah pribadi yang membaptis dalam Roh Kudus ( Mat. 3:11, Mark.1:8, Luk 3:16, Yoh 1:33, Kis. 1:5 ), sedangkan Paulus menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang membaptis kita dalam Yesus Kristus, yaitu ke dalam tubuh Kristus ( 1 Kor. 12:13, Gal. 3:27). Kedua baptisan ini berbeda. Pertama-tama Roh Kudus membaptis kita ke dalam tubuh Kristus ( = kelahiran baru), kemuadian Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus (= Baptisan Roh Kudus ).
Untuk dibaptis
dengan Roh, seseorang harus terlebih dahulu dilahirkan oleh Roh. Baptisan Roh
terjadi sesudah pengalaman kelahiran baru ( keselamatan), walaupun bisa terjadi
pada waktu yang hampir bersamaan. Kelahiran baru memberi hati dan kehidupan
baru ( II Kor. 5:17) sehingga kita menjadi anak Allah yang diselamatkan dan
memiliki hidup kekal. I Kor. 12:3 mencatat “ tidak ada seorang pun yang dapat
mengaku :Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus. Sedangkan baptisan Roh
Kudus memberi kuasa Allah untuk hidup sebagai anak Allah yang menjadi saksi-Nya
Kisah 1:8. Baptisan dalam Roh Kudus bukanlah terutama untuk pengembangan kesucian dalam diri seseorang walaupun hal
ini mungkin terjadi dan harus ditingkatkan oleh baptisan dalam Roh. Baptisan
Roh Kudus memberi kuasa untuk melayani ( Luk. 24 :49, Kisah 1: 4-5,8). Janji
Baptisan Roh Kudus ini diberikan kepada murid-murid yang sudah memiliki
persekutuan yang akrab dengan Kristus. Nama mereka telah tertulis di surga (
Luk. 10:20). Yang ditekankan Kisah 1:8 ialah kuasa untuk melayani bukan
kelahiran kembali, dan bukan pegudusan. Jadi seseorang bisa saja telah
dilahirkan kembali, namun tidak memiliki baptisan dalam Roh dan urapan untuk
melayani.
Peritiwa dalam
Alkitab yang menunjukkan perbedaan antara kelahiran baru dan baptisan Roh Kudus
antara lain :
- Para Murid Kristus.
Mereka telah mengaku Yesus adalah Kristus, anak Allah yang hidup ( Mat.
16:16; Yoh 6:68-69) Yesus mengatakan bahwa nama mereka tertulis di sorga
Luk. 10:20. Setelah kebangkitan, Yesus mengembusi para murid-Nya dan
berkata terimalah Roh Kudus Yoh 20:21, namun mereka tetap diperintahkan
untuk menantikan janji Bapa yakni diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi Luk 24:49, yang kemudian digenapkan pada hari Pentakosta
dengan pencurahan Roh Kudus kepada para murid Kis 2:1-4. Ini menunjukkan
ada dua peritiwa (pengalaman) yang berbeda yang harus dialami oleh para
murid dengan Roh Kudus.
- Orang Samaria yang Bertobat Kis
8:14-17. Filipus memberitakan Injil di Samaria sehingga banyak orang
bertobat, percaya dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Pastilah mereka
telah dilahirkan baru oleh Roh Kudus ketika itu. Tetapi kemudian mereka
menerima Roh Kudus ketika rasul-rasul datang dari Yerusalem dan
menumpangkan tangan atas mereka.
- Rasul Paulus. Penglihatan
pada jalan menuju Damsyik membuat Paulus mengakui ketuhanan Yesus Kis
9:3-6. Itulah saat pertobatan Paulus yang tentu dikerjakan oleh Roh Kudus.
Tetapi kemudian Ananias datang dan menumpangkan tangannya ke atas Paulus,
dia terlepas dari kebutaannya dan dipenuhkan oleh Roh Kudus Kis 9:17.
- Murid-murid di Efesus. Kis
19:1-7. Paulus menemukan beberapa murid di Efesus yang telah menerima
baptisan Yohanes. Paulus bertanya kepada mereka : apakah mereka telah
menerima Roh Kudus ketika mereka percaya ? apakah makna pertanyaan Paulus
ini ? seandainya semua murid menerima pengalaman Roh Kudus ini ketika
mereka percaya maka mengapa Paulus bertanya hal ini kepada mereka ?
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa mungkin saja seseorang menjadi percaya
tanpa menerima kepenuhan Roh Kudus.
Bagaimana kita dapat menerima baptisan
Roh Kudus ? Sesungguhnya baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan. Pemberian ini
adala kedaulatan Allah kepada orang-orang percaya yang haus akan baptisan Roh
Kudus yang meminta di dalam doa dengan iman Yoh 7:37-39.
GBI meyakini bahwa tanda awal yang
menyertai orang yang dibaptis dengan Roh Kudus ialah berkata-kata dalam bahasa
roh. Bahasa roh ialah suatu bahasa baru yang diberikan oleh Roh Kudus kepada
orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus, suatu bahasa yang tidak pernah
mereka pelajari, suatu bahasa yang asing yang tidak dapat dimengerti oleh yang
mengucapkannya atau pun yang mendengarkannya, sebab ia mengucapkan hal-hal yang
rahasia yang dimengerti oleh Allah saja I Kor. 14:2.
Ini nyata dari pengalaman orang Kristen
mula-mula yang dicatat oleh Alkitab:
1. Pada
hari Pentakosta 120 murid penuh Roh Kudus dan berkata dalam bahasa lain Kis 2:
4.
2. Di
rumah Kornelius Kis 10 :44-48, 11: 15-17.
3. Di antara
orang-orang Samaria Kis 8:14-19. Ada tanda lahiriah yang dilihat Simon. Kita
percaya bahwa tanda itulah berkata-kata dalam bahasa roh.
4. Para
murid di Efesus Kis 19: 5-6.
5. Paulus
penuh dengan Roh Kudus Kis 9: 17. Kita yakin dia berkata-kata dalam bahasa roh
karena ucapannya kepada jemaat di Korintus dalam I Kor. 14:18.
Apakah bahasa
Roh yang asli masih ada pada masa kini atau sudah berhenti setelah zaman para
rasul ? I Kor. 13:8-10 menunjukkan bahwa bahasa roh, nubuat, dan karunia pengetahuan ( marifat)
akan lenyap. Kanapa ? Jika yang sempurna tiba. Apakah yang sempurna itu sudah
tiba ? Menurut kaum Reformed Ya, karena yang dipahami sebagai kesempurnaan itu
adalah kanonisasi Alkitab secara lengkap 66 kitab dihimpun menjadi satu.
Sedangkan kaum pentakosta meyakini bahwa yang sempurna itu adalah kedatangan
Kristus kembali, yakni saat kita akan melihat Dia dalam keadaan yang
sebenarnya I Kor. 13:11-12 dan I Yoh. 3:2. Jadi sampai Yesus datang kembali,
bahasa roh masih tetap ada.
Kita harus
membedakan manifestasi bahasa roh sebagai :
1. Glossolalia,
yakni bahasa yang tidak dimengerti oleh orang yang mengucapkan atau
mendengarkannya, karena tidak pernah dipelajari sebelumnya. Ia mengucapkan
bahasa itu karena ilham atau doronga Roh Kudus I Kor 14:2
2. Suatu
bahasa asing yang ada di dunia ( Misal: bahasa Belanda, Spanyol, Jepang, dll)
yang kita ucapkan padahal belum pernah dipelajari sebelumnya. Contoh : pada
hari Pentakosta apa yang diucapkan oleh para rasul dipahami oleh orang dari
berbagai bangsa dan bahasa Kis 2:1-13. Dalam ilmu linguistic disebut dengan
istilah Xenolalia. Ini juga bisa merupakan tanda untuk orang yang tidak
beriman, sedangkan nubuat adalah tanda untuk orang beriman I Kor.14:22.
Kadang orang
bertanya : “ mengapa dalam ibadah pentakosta/karismatik orang berkata-kata
dalam bahasa roh bersama-sama, padahal Paulus berkata bahwa dalam pertemuan
jemaat maksimal hanya 3 orang yang boleh berbahasa roh, satu demi dan harus ada
yang menafsirkannya ? I Kor 14:27-28. Di sini perlu dibedakan antara :
- Karunia
bahasa roh yang harus ditafsirkan untuk membangun jemaat ( bahasa roh
untuk tujuan nubuatan). Ini yang dibahas Paulus dalam I Kor 14:27-28
- Bahasa
roh sebagai tanda awal baptisan Roh Kudus seperti yang dialami orang
percaya dalam Kisah 2:1-4 ( 120 bersama-sama) atau dalam Kisah 19:6-7 ( 12
orang bersama-sama). Ini adalah bahasa roh untuk baptisan Roh Kudus yang
fungsinya untuk membangun kerohanian diri ( I Kor. 14:4a) maka bisa
dilakukan besama-sama dalam ibadah, seperti halnya pada hari Pentakosta.
Apakah bahasa
roh satu-satunya tanda baptisan Roh Kudus ? menurut pandangan kelompok
Pentakosta klasik Ya,. Berarti orang tidak berbahasa roh sebelum dibaptis
dengan Roh Kudus. Namun kelompok Neo-Pentakosta ( Kharismatik) percaya bahwa
bahasa roh hanyalah salah satu tanda pemenuhan Roh Kudus. Dr. H.L. Senduk dalam
bukunya menulis banyak tanda baptisan Roh Kudus, termasuk bahasa roh. GBI dalam
pengakuan imannya menyebutkan bahasa roh sebagai tanda awal. Jadi orang percaya
didorong untuk mendapatkannya. Karena semua pemberian yang terbaik berasal dari
Allah (Yak 1:17), dan tentu Tuhan memberikan bahasa roh itu dengan tujuan yang
baik untuk membangun kerohanian kita. Jadi pertanyaan, “ haruskah saya
berbahasa roh” ? sebaiknya ganti dengan “ maukah anda berbahasa roh ?”
Bahasa roh perlu digunakan terus I
Kor. 14:5, 18, 39. Faedah bahasa roh antara lain :
1.
Tanda baptisan Roh
Kudus
2.
Menolong ketika kita
lemah Rom 8:26
3.
Membangun iman (
menjadikan rohani kuat) I Kor. 14:4; Yud. 1:20
4.
Membuat lebih peka
secara rohani
5.
Mengucapkan bahasa
rahasia I Kor 14:2
6.
Menyucikan mulut kita
7.
Menyegarkan roh kita (
Yes 28:11-12)
8.
Memuji Allah ( I Kor.
14:15; Efesus 5:19)
9.
Memelihara kepenuhan
Roh Kudus Efesus 5:18.
Baptisan Roh Kudus bukanlah
merupakan sebuah puncak pengalaman rohani, melainkan pintu masuk ke dalam
jenis-jenis pelayanan dalam Roh yang disebut karunia-karunia roh. I Kor. 12:9-10
mencatat 9 karunia manifestasi Roh yang bisa digolongkan menjadi:
- Karunia
pernyataan, untuk mengucapkan kata hikmat, pengetahuan, membedakan roh.
- Karunia
kuasa, untuk melakukan tanda-tanda ajaib : iman, menyembuhkan, mujizat.
- Karunia
pengungkapan, untuk mengungkapkan hal yang tersembunyi : nubuat, bahsa
roh, manifestasi bahasa roh.
Karunia tersebut dalam
pelaksanaannya sering bekerja sama dan tak terpisah. Karunia-karunia ini
bukanlah sesuatu yang wajar, dapat dipelajari, karunia alamiah, tetapi
merupakan manifestasi ilahi secara supranatural. Orang yang mendapat karunia
ini adalah orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus.
Karunia roh
untuk melayani ini harus diimbangi dengan buah Roh ( Gal 5:22-23). Ketika Roh
Kudus memenuhi hidup seseorang maka ia bekerja “keluar” dengan memberikan
karunia-karunia Roh dan ‘ Ke dalam” dengan memunculkan buah Roh. Buah Roh bukan
sifat alamiah tetapi karakter orang percaya yang dibaharui karena melekat
kepada Kristus Yoh. 15:5. Itu meliputi :
- Hubungan
dengan Allah (Vertikal), pengalaman Kristen : kasih, sukacita, damai
sejahtera.
- Hubungan
dengan sesama ( Horizontal), tingkah laku Kristen : kesabaran, kemurahan,
kebaikan.
- Hubungan
dengan diri sendiri ( internal), budi pekerti Kristen : kesetiaan,
kelemah-lembutan, penguasaan diri.
Karakter Kristus yang indah di
dalam kita disertai karunia-karunia Roh menyebabkan pelayanan dan kesaksian
kita menjadi semakin efektif.
Sehubungan
dengan adanya hamba Tuhan tertentu yang mengaku mendapat karunia Roh, bertemu
Tuhan langsung, mendapatkan penglihatan dan menerima pesan-pesan khusus atau
wahyu ilahi, maka dalam kesempatan ini kita juga perlu membahas perihal prinsip
penafsiran Alkitab yang perlu dipedomani. GBI percaya bahwa Roh Kudus melakukan
pengilhaman tulisan Alkitab (inspiration) dan penerangan ( illumination) untuk
memahaminya kini. Allah tidak hanya berbicara pada Alkitab, lalu berdiam diri
karena Alkitab adalah instrumen Roh dimana Allah terus berbicara kepada
umat-Nya. Namun tidak ada pertentangan antara illuminati masa kini dengan
inspirasi masa lalu dalam Alkitab. Menekankan inspirasi saja dan mengabaikan
illuminasi mengakibatkan ortodoksi mati. Menekankan illuminasi masa kini dan
mengabaikan inspirasi masa lalu mengakibatkan kesesatan. Tidak ada wahyu baru
yang ditambahkan kepada Alkitab tetapi ada suatu peningkatan ( progress) dalam
memahami implikasi iman. Kita setuju dengan pandangan “ Sola Scriptura” namun kita memahami selain Logos ( Firman yang tertuis) ada rhema ( firman yang
hidup, yang berbicara kuat dalam hati orang percaya yang membaca Alkitab).
Penafsiran
Alkitab bisa meleset karena :
- Merancukan
roh sendiri dengan Roh Kudus
Akibatnya
muncul penafsiran yang subyektif ( banyak yang bersifat alegoris), aneh-aneh,
bahkan menyesatkan. Kita harus “menguji roh-roh” I Yoh. 4:1. Jangan menafsirkan
Alkitab sesuai keinginan sendiri ( 2 Pet.2:21) tetapi harus
mempertanggungjawabkannya pada komunitas iman. Fokusnya harus pada persekutuan
orang percaya ketimbang pengalaman pribadi.
- Melihat
keseluruhan dari sebagian
Alkitab
itu membahas beragam ajaran yang luas dan komprehensif, karenanya jangan
meneropongnya dari satu sudut saja. Misalnya: semua ayat Alkitab dilihat dari
sisi tabernakel atau kabar mempelai atau anugerah saja. Karena hal itu akan
menyebabkan sikap berat sebelah dan ekstrim. Mari kita melihat yang sebagian
itu dalam terang keseluruhan Alkitab.
- Membuat
pengalaman pribadi menjadi titik tolak penafsiran Alkitab
Walaupun
pengalaman pribadi penting namun penafsiran Alkitab dan khotbah/ pengajaran
harus berasal dari studi / penggalian Alkitab, bukan pengalaman, apalagi
“penerawangan”.
Pahami prinsip hermeneutic
sederhana ini :
- Bila
Alkitab mengajar tegas dan kuat, kita juga mengajar tegas dan kuat.
- Bila
Alkitab diam, kita juga sebaiknya diam atau berkata pelan ( karena bukan
firman Allah hanya pandangan pribadi kita)
- Bila Alkitab hanya membahas dalam satu atau dua ayat saja, kita sebaiknya tidak membuat doktrin yang kompleks dan rumit ( yang cenderung akan salah).
- Perihal
akhir zaman yang meramal tahun 2022 Antikristus muncul, tahun 2029 Yesus
datang, serta menolak klaim pribadi yang mengaku dirinya adalah
penggenapan nubuatan Yesaya 46:11
- Penginjilan
kepada arwah orang mati, konsep Tritunggal ala AS ( Yesus maskulin, Roh
Kudus feminine), penafsiran 7 roh Allah : 3 meninggalkan manusia, sisa 4.
- Perkawinan
dalam roh, penggunaan benda-benda rohani dengan kekuatan mistik ( klenik).
- Pengagum
nama Yahweh yang melarang penyebutan nama Allah karena dianggap identik dengan dewa Arab atau Tuhannya Islam. Kita yakin kata itu sudah digunakan
orang Arab Kristen sebelum Islam muncul, dan kata “ Allah” berasal dari
kata Elohim dalam Alkitab PL bahasa Ibrani.
Sumber: BPD Jabar GBI "Menangkal Rupa Rupa Angin Pengajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar